Kamis, 30 Desember 2010

Secangkir Mentari

   
Secangkir mentari hangat kusesap dengan nikmat
kau menemaniku, sambil sesekali mengaduk potongan senja
yang mengambang di mataku
suara-suara pulang di pelabuhan
lembayung tersangkut di pucuk-pucuk kapal. Meninggalkan bayang
Dengan hati-hati, kau lepaskan selembar demi selembar ombak
tinggal malam telanjang, kau buat aku bergejolak.
Angin malam diam-diam menggelitik hamparan pantai
kau tersipu. Malam begitu cepat sampai
Lalu kau tuang secangkir rembulan.

Cinta Untuk Mu

  
Ketika ku sadari kau pergi.
Apakah sedih yang ku harap.
Ataukah harus ku menanti.
Sebuah yang cinta tak pasti.

Sebuah sakitnya penantian.
Hanya ingin ku rasakan.
Kata cinta dari mu itu.
Walaupun sakit ku rasakan.

Walau cinta tak kan berkata.
Walau kau tak pernah disisiku.
Aku yang berharap cintamu.
Walau tak ada kata cintamu.

Ku terbangun

 
Ku terbangun dari mimpiku.
Ku terdiam dalam lelahku.
Sempat ku berharap tuk menunggu.
Menunggu mimpiku yang telah lalu.

Ku lihat pagi yang cerah.
Bunga bunga pun menyambut dengan indah.
Ku berlari dari harapku.
Mengejar jauh arti hidupku.

Dan kini ku mengerti.
Mengejar hidup tak hanya dalam mimpi.
Saat kini ku sadari arti diriku.
Takan ku kejar lagi mimpi indahku

Datang dan Hilang


Semua yang tlah datang.
Ketika itu kan menghilang.
Bagaikan pagi yang datang.
Malampun kan menjelang.

Sebuah lalu yang mengiringi.
Kini tak terdengar kembali.
Dan satu cerita yang mengiringi.
Akan hilang tertinggal hari.

Namun aku tak kan kembali.
Tuk lalui setiap mimpi.
Dan setiap kenangan hari.
Hanya kan datang dan hilang.

Terbawa Pergi

Akankah ku terbang tinggi.
Tuk menggapai semua mimpi.
Temukan jawaban yang pasti.
Tuk kenangan dihari nanti.

Dan berharap semua kan pergi.
Terhapus diatas biru langit.
Tak kan berharap kembali.
Mimpi pun kan jauhi diri.

Dengan seribu kenangan ini.
Yang tersimpan dalam hati.
Kenangan kan terbawa pergi.
Menghapus semua harapan.

Disatu sudut ku terdampar


Kini ku terdiamkan diri.
Berharap ini terungkiri.
Sebuah hati yang tlah pergi.
Tuk selusuri kisah ku ini.

Namun ku terhempaskan sepi.
Yang slalu menyelimuti hari.
Dalam detik-detik mimpi.
Sebuah ungkapan telah mati.

Andaikan ku dapat berdiri.
Melangkah ke dalam impi.
Dan ini pun tak kan terjadi.
Diam di sudut paling sepi.

Hanya kau ...

Dalam ribuan lembar kisahku.
Terhias indah satu tentangmu.
Dalam pijakan satu kisahku.
Hanya kau slalu terangiku.

Hanya kau yang slalu untuku.
Tuk menjadi bagian hidupku.
Menemaniku dalam impianku.
Dalam setiap langkah kisahku.

Bersama lukiskan kisah ini.
Melangkah tuk meraih ini.
Tuk bermimpi dan bermimpi.
Hingga akhir nafasku pergi.