Kamis, 30 Desember 2010

Secangkir Mentari

   
Secangkir mentari hangat kusesap dengan nikmat
kau menemaniku, sambil sesekali mengaduk potongan senja
yang mengambang di mataku
suara-suara pulang di pelabuhan
lembayung tersangkut di pucuk-pucuk kapal. Meninggalkan bayang
Dengan hati-hati, kau lepaskan selembar demi selembar ombak
tinggal malam telanjang, kau buat aku bergejolak.
Angin malam diam-diam menggelitik hamparan pantai
kau tersipu. Malam begitu cepat sampai
Lalu kau tuang secangkir rembulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar